04:02
Tomas Luis de Victoria - Officium Defunctorum - 01. Tædet animam meam. TOMÁS LUIS DE VICTORIA OFFICIUM DEFUNCTORUM «Requiem 1605» 01. Lectio II ad matutinum: Tædet animam meam 02. Introitus: Requiem …Selebihnya
Tomas Luis de Victoria - Officium Defunctorum - 01. Tædet animam meam.

TOMÁS LUIS DE VICTORIA
OFFICIUM DEFUNCTORUM
«Requiem 1605»

01. Lectio II ad matutinum: Tædet animam meam
02. Introitus: Requiem æternam
03. Kyrie
04. Graduale: Requiem æternam
05. Offertorium: Domine Jesu Christe
06. Sanctus-Benedictus
07. Agnus Dei
08. Communio: Lux æterna
09. Motete: Versa est in luctum
10. Responsorium: Libera me, Domine

CAPPELLA VICTORIA JAKARTA

Cantus 1 & 2:
- Patricia Jacqueline Virginia Mayori Tjiptana
- Maria Immaculata Lianita Suryanti Hadiwasono
- Benedicta Endang Kusrini
- Anastasia Maria Dhevianti Purnawan
- Yosephine Maria Riani Wirawinata
- Tasiana Cicely Martini
- Fransisca Winny Letta
- Dorothea Wiendariningsih Johansyah
- Maria Gloria Samantha
- Maria Octavyani Manao
- Aprinia Angela
- Lydia Limputra

Altus:
- Yustina Suryanti
- Christina Nanik Susilowati
- Angela Merici Ariani
- Yohana Endah Mahanani
- Yuliana Trisnawati
- Maria Theresia Jenny Otita

Tenor 1 & 2:
- Willigis Hans Martono Halim
- Dhaniel Terry Wihardja
- Alexander Louiciano
- Andreas Dhanang Kardiana
- Dominggus Casimirus Wenehen
- Krisma Adiwibawa
- Dominico Savio Rendra Wibowo

Bassus:
- Franciscus Joseph Adithya Pratama Ghozali
- Markus Adityo Prasidi
- Lounardus Saptopranolo
- Dhani Iskandar Mesa
- Damianus Nurcahyadi

Dirigen: Herman Yoseph Tan
Organis: Maria Agustina Indrawati

Lectio II ad matutinum: Tædet animam meam (teks: Ayub 10:1-7)

Tædet ánimam meam vitæ meæ
dimíttam advérsum me elóquium meum,
loquar in amaritúdine ánimæ meæ.
Dicam Deo, noli me condemnáre:
índica mihi, cur me ita júdices.
Numquid bonum tibi vidétur,
si calumníeris, et óprimas me,
opus mánuum tuárum,
et consílium impiórum ádjuves?
Numquid óculi cárnei tibi sunt,
aut sicut videt homo, et tu vides?
Numquid sicut dies hóminis dies tui,
aut anni tui, sicut humána sunt témpora,
ut quæras iniquitátem meam,
et peccátum meum scrutéris?
Et scias, quia nihil ímpum fécerim,
cum sit nemo qui de manu tua possit erúere.

Aku telah bosan hidup,
aku hendak melampiaskan keluhanku,
aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku.
Aku akan berkata kepada Allah:
jangan mempersalahkan aku; beritahukanlah aku,
mengapa Engkau beperkara dengan aku?
Apakah untungnya bagi-Mu mengadakan penindasan,
membuang hasil jerih payah tangan-Mu,
sedangkan Engkau mendukung rancangan orang fasik?
Apakah Engkau mempunyai mata badani?
Samakah penglihatan-Mu dengan penglihatan manusia?
Apakah hari-hari-Mu seperti hari-hari manusia,
tahun-tahun-Mu seperti hari-hari orang laki-laki,
sehingga Engkau mencari-cari kesalahanku,
dan mengusut dosaku,
padahal Engkau tahu, bahwa aku tidak bersalah,
dan bahwa tiada seorangpun dapat memberi kelepasan dari tangan-Mu?